BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Listrik
dalam era industri merupakan keperluan yang sangat vital. Dengan adanya
transformator keperluan listrik pada tegangan yang sesuai dapat
terpenuhi. Dahulu untuk membawa listrik diperlukan kuda. Kuda akan
membawa pembangkit listrik untuk penerangan lapangan ski. Seandainya
transformator belum ditemukan, berapa ekor kuda yang diperlukan untuk
penerangan sebuah kota. Fenomena pemindahan listrik akan kamu dibahas
dalam induksi elektromagnetik.
Jika
ada pembangkit listrik dekat rumahmu, coba diperhatikan. Pembangkit
listrik biasanya terletak jauh dari permukiman penduduk. Untuk membawa energi
listrik, atau lebih dikenal transmisi daya listrik, diperlukan kabel yang
sangat panjang. Kabel yang demikian dapat menurunkan tegangan. Karena itu
diperlukan alat yang dapat menaikkan kembali tegangan sesuai keperluan. Dan
kamu pasti melihat tabung berwarna biru yang dipasang pada tiang listrik. Alat
tersebut adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan
tegangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti
Induksi Elekromagetik?
2. Apa faktor-faktor yang
menyebebkan GGL induksi?
3. Apa yang dimaksud
dengan induktansi diri?
4. Bagaimana
Penerapan Induksi Elektromagnetik?
5.
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui arti Induksi Elekromagnetik.
2.
Mengetahui faktor-faktor yang menyebebkan GGL induksi
3.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan induktansi
4.
Mengetahui Penerapan
Induksi Elektromagnetik
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Induksi
Elektromagnetik
Induksi
elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik di dalam suatu
kumparan atau konduktor bila terdapat suatu fluk magnetik pada konduktor
tersebut atau bila kondktor bergerak relatif melintasi medan magnetik.
1.
Konsep
fluks magnetik
Fluks magnetik adalah ukuran atau jumlah medan magnet B yang melewati luas penampang
tertentu, misalnya kumparan kawat (hal ini sering juga disebut “kerapatan medan
magnet”). Satuan fluks magnetik adalah weber
(Wb), weber merupakan satuan turunan dari volt-detik. Sedangkan satuan
menggunakan sistem
CGS adalah maxwell.
Ф= B ± A
= ( B cos A)
Ф = BA
cos
Dengan adalah sudut apit terkecil antara arah induksi
magnetik B dengan arah normal.
Satuan
SI untuk fluks magnetik adalah weber (Wb)
sehingga dari persamaan (6-1) diperoleh hubungan satuan
Wb = ( 1
T ) ( 1 ) atau 1 T = 1 Wb
2.
GGL
Iduksi
Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi –
Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya
dapat dibolak-balik. Ketika H.C. Oersted membuktikan bahwa di
sekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet (artinya listrik
menimbulkan magnet), para ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara
kelistrikan dan kemagnetan. Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan
bahwa perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya
magnet menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang sangat sederhana.
Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan dapat
menghasilkan arus listrik pada kumparan itu.
Galvanometer merupakan
alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik yang
mengalir. Ketika sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada
kumparan (seperti kegiatan di atas), jarum galvanometer menyimpang ke
kanan dan ke kiri. Bergeraknya jarum galvanometer menunjukkan bahwa
magnet yang digerakkan keluar dan masuk pada kumparan
menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung
kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL yang terjadi di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya timbul pada saat magnet
bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung kumparan tidak
terjadi arus listrik.
a. Penyebab
Terjadinya GGL Induksi
Ketika kutub utara magnet batang digerakkan masuk ke dalam kumparan,
jumlah garis gaya-gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan bertambah
banyak. Bertambahnya jumlah garisgaris gaya ini menimbulkan GGL induksi
pada ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus
listrik mengalir menggerakkan jarum galvanometer. Arah arus
induksi dapat ditentukan dengan cara memerhatikan arah medan
magnet yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya
dalam kumparan bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus
induksi bersifat mengurangi garis gaya itu. Dengan demikian, ujung
kumparan itu merupakan kutub utara sehingga arah arus induksi
seperti yang ditunjukkan Gambar a (ingat kembali cara
menentukan kutub-kutub solenoida).
Ketika kutub utara magnet batang
digerakkan keluar dari dalam kumparan, jumlah garis-garis gaya magnet yang
terdapat di dalam kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah garis-garis
gaya ini juga menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. GGL
induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir dan
menggerakkan jarum galvanometer. Sama halnya ketika magnet batang masuk ke
kumparan. pada saat magnet keluar garis gayadalam kumparan berkurang. Akibatnya
medan magnet hasil arus induksi bersifat menambah garis gaya itu. Dengan
demikian, ujung, kumparan itu merupakan kutub selatan, sehingga arah arus
induksi seperti yang ditunjukkan Gambar b.
Ketika kutub utara magnet batang
diam di dalam kumparan, jumlah garis-garis gaya magnet di dalam kumparan
tidak terjadi perubahan (tetap). Karena jumlah garis-garis gaya tetap,
maka pada ujung-ujung kumparan tidak terjadi GGL induksi. Akibatnya,
tidak terjadi arus listrik dan jarum galvanometer tidak bergerak.
Jadi, GGL induksi dapat terjadi pada
kedua ujung kumparan jika di dalam kumparan terjadi perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet (fluks magnetik). GGL yang timbul akibat adanya
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan disebut
GGL induksi. Arus listrik yang ditimbulkan GGL induksi disebut arus induksi.
Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus induksi akibat adanya perubahan
jumlah garis-garis gaya magnet disebut induksi elektromagnetik.
b.
Faktor yang Memengaruhi Besar GGL Induksi
Sebenarnya besar kecil GGL induksi dapat dilihat pada
besar kecilnya penyimpangan sudut jarum galvanometer. Jika
sudut penyimpangan jarum galvanometer besar, GGL induksi dan arus
induksi yang dihasilkan besar. Bagaimanakah cara memperbesar
GGL induksi?
Ada tiga
faktor yang memengaruhi GGL induksi, yaitu
1)
kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan
jumlah garis-garis gaya magnet (fluks magnetik),
2)
jumlah lilitan,
3)
medan magnet.
3.
Hukum
Faraday tentang Induksi Elektromagnetik
Hukum
Faraday:
a. Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari suatu medan
magnetik (fluks) yang konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul
tegangan induksi.
b. Perubahan fluks medan magnetik didalam suatu rangkaian bahan
penghantar, akan menimbulkan tegangan induksi pada rangkaian tersebut.
Persamaan Ggl induksi (Eind) yang memenuhi hukum Faraday
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
= ggl induksi (volt)
)
4. Hukum
Lenz
Apabila ggl
induksi dihubungkan dengan suatu rangkaian tertutup dengan hambatan tertentu,
maka mengalirlah arus listrik. Arus ini denamakan dengan arus induksi. Arus
induksi dan ggl induksi hanya ada selama perubahan fluks magnetik terjadi.
Hukum lenz menjelaskan mengenai arus induksi, yang berarti bahwa hukum tersebut
berlaku hanya kepada rangkaian penghantar yang tertutup. Hukum ini dinyatakn
oleh Heinrich Friedrich Lenz (1804-1865). Yang sebenarnya merupakan suatu
bentuk hukum kekekalan energi. Hukkum lenz menyatakan bahwa:
“Ggl induksi
selalu membangkitkan arusyang medan magnetnya berlawanan dengan asal perubahan
fluks”
Perubahan
fluks akan menginduksi ggl yang menimbulkan arus di dalam kumparan, dan arus
induksi ini membangkitkan medan magnetnya sendiri.
Gambar diatas menunjukkan penerapan Hukum Lenz pada
arah arus induksi. Pada gambar a dan d, magnet diam sehingga tidakk ada
perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kmparan. Padda gambar b
menunjukan fluks magnetik utama yang menembus kumparan dengan arah ke bawah
akan bertambah pada saat kutub utara magnet didekatkan kumparan. Arah induksi
pada gambar c, e, dan f. Juga dapat diketahui dengan menerapkan Hukum Lenz.
Contoh:
1. Fluks magnetik berubah sebesar 5 Wb
selama 2 s pada sebuah kumparann yang terdiri dari 20 lilitan. Berapakah GGL
induksi yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Diketahui: N= 20 lilitan
= 5 Wb
= 2 s
ditanyakan:
Jawab:
= 50 Volt
2. Fluks magnetik berubah sebesar 10 Wb
selama 5 s pada sebuah kumparann yang terdiri dari 25 lilitan. Berapakah GGL
induksi yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Diketahui: N= 25 lilitan
= 10 Wb
= 5 s
ditanyakan:
Jawab: ...........
B.
Induktansi
Induktansi
merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang menyebabkan
timbulnya GGL di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang melewati
rangkaian (self inductance). Pada kedua keaadaan tersebut, perubahan arus
berarti ada perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl. Apabila
sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul meda
magnetik. Selanjutnya, apabila arus mengalir besarnya berubah-ubah terhadap
waktu. Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri.
Sehingga di dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks magnetik sendiri dinamakan
ggl induksi diri.
1. Induktansi
Diri (Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi pada Kumparan)
Apabila arus berubah melewati suatu
kumparan atau solenoida, terjadi perubahan fluks magnetik di dalam kumparan
yang akan menginduksi ggl pada arah yang berlawanan. Ggl terinduksi ini
berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika raus yang melalui kumparan meningkat,
kenaikan fluks magnet akan menginduksi ggl dengan arah arus yang berlawanan dan
cenderung untuk memperlambat kenaikan erus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
ggl induksi sebanding dengan laju
perubahan arus yang dirumuskan:
Dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl
yang dihasilkan
Berlawanan
dengan perubhaan arus. Konstanta kesebandingan L disebut induktansi diri atau
induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H), yand=g didefinisikan sebagai
satuan untuk menyatakan besarnya induktansi suatu rangkaian tertutup yang
menghasilakn ggl satu volt bila arus listrik di dalam rangkaian berubah secara
seragam dengan laju satu ampere per detik.
2.
Induktansi
Diri pada Solenoida dan Toroida
Solenoida merupakan
kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk silinder. Pada kumparan ini
panjang pajang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila arus dilewtkan melalui
kumparan, suatu medan magnet akan dihasilakn di dalam kumparan sejajar dengan
sumbu. Sementara itu toroida adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga
sumbunya menjadi berbentuk lingkaran.
Induktansi diri L sebuah solenoida dapat ditentukan dengan mneggunakan
persamaan:
Dengan:induktansi diri solenoida atau
toroida (H0)
= permeabilitas udara (
= jumlah lilitan
= luas penampang (
= panjang solenoida atau toroida
3.
Energi yang
Tersimpan dalam Induktor
Energi dalam
induktor (kumparan) tersimpan dalam bentuk medan magnet, yang diruuskan dengan:
Dengan, L
adalah induktansi induktor (henry=H).
C. Aplikasi induksi elektromagnetik
1.
Generator
Generator
merupakan alat yang mengubah energi gerak/ mekanik menjadi energi listrik pada generator
terjadi peristiwa induksi elektromagnetik yang menghasilkan ggl yang besarnya
dinyatakan dalam rumus:
Dengan: ggl induksi (volt)
= jumlah lilitan
=medan magnet (T)
=luas kumparan (
= sudut fase
Generator
dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC) dan generator arus
bolak-balik (AC). Baik generator AC dan generator DC memutar kumparan di
dalam medan magnet tetap. Generator AC sering disebut alternator.
Arus listrik yang dihasilkan berupa arus bolak-balik.
Ciri generator AC menggunakan cincin ganda. Generator
arus DC, arus yang dihasilkan berupa arus searah. Ciri generator
DC menggunakan cincin belah (komutator).
Jadi,generator AC dapat diubah menjadi
generator DC dengan cara mengganti cincin ganda dengan sebuah
komutator. Sebuah generator AC kumparan
berputar di antara kutub- kutub yang
tak sejenis dari dua magnet yang
saling berhadapan. Kedua kutub magnet akan menimbulkan medan
magnet. Kedua ujung kumparan dihubungkan dengan sikat karbon
yang terdapat pada setiap cincin. Kumparan merupakan bagian
generator yang berputar (bergerak) disebut rotor. Magnet tetap
merupakan bagian generator yang tidak bergerak disebut
stator. Bagaimanakah generator bekerja? Ketika kumparan sejajar
dengan arah medan magnet (membentuk sudut 0 derajat), belum terjadi
arus listrik dan tidak terjadi GGL induksi (perhatikan Gambar 2.1.
Pada saat kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL beranjak naik
sampai kumparan membentuk sudut 90 derajat. Saat itu posisi kumparan
tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan ini kuat arus dan GGL
induksi menunjukkan nilai maksimum. Selanjutnya, putaran kumparan terus
berputar, arus dan GGL makin berkurang. Ketika kumparan mem bentuk sudut 180
derajat kedudukan kumparan sejajar dengan arah medan magnet, maka GGL induksi
dan arus induksi menjadi nol.
Putaran
kumparan berikutnya arus dan tegangan mulai naik lagi dengan
arah yang berlawanan. Pada saat membentuk
sudut 270 derajat, terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus dengan arah medan
magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum
lagi, namun arahnya berbeda. Putaran kumparan selanjutnya, arus dan
tegangan turun perlahanlahan hingga mencapai nol
dan kumparan kembali ke posisi semula
hingga memb entuk sudut 360 derajat.
2. Dinamo
Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo
arus searah (DC) dan dinamo arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama
dengan generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar
magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian
dinamo yang tidak bergerak disebut stator.
Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo
AC terletak pada cincin yang digunakan. Pada dinamo arus searah menggunakan
satu cincin yang dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah (komutator).
Cincin ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar Dinamo
berupa arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus
bolak-balik. Adapun, pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua
cincin). Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah
dinamo sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda.
Jika roda berputar, kumparan atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL
induksi pada ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat
gerakan roda sepeda, makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar
pula GGL induksi dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan
dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat
diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat
(besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam
kumparan.
D. Transformator/ Trafo
Trafo adalah alat yang dugunakan untuk mengubah tegangan dan arus
bolak-balik. Ada dua jenis travo yaitu travo step up unutk menaikan
tegangan dan travo step down untuk menurunkan
tegangan . pada travo secara umum berlaku jumlah lilitan sebanding dengan
jumlah tegangan yang dihasilakan:
Dengan : jumlah lilitan pada kumparan primer
= jumlah lilitan pada kumparan
=tegangan pada kumparan primer (V)
= tegangan pada kumparan sekunder
(V)
Untuk travo
ideal, energi yang dihasilakan setiap saat akan sama dengan energi yang
diterimanya. Karena itu travo ideal memiliki efisiensi 100.
atau
atau
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalahnya
kesimpulan yang dapat ditarik adalah induksi elektromagnetik adalah peristiwa
timbulanya GGl induksi dan arus induksi akibat adanya perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet. Induktansi
merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang menyebabkan
timbulnya GGL di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang melewati
rangkaian (self inductance)Penerapan induksi elektromagnetik terdapat pada dua
alat pada generator dan dinamo. Transformator adalah Alat yang
digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC.
DAFTAR
PUSTAKA
Kanginan,
marthen. 1996. Fisika SMA. Jakarta:
erlangga
Tipler,
P.A. 1998. fisika untuk sains dan teknik
jilid 1. Jakarta: erlangga
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Listrik
dalam era industri merupakan keperluan yang sangat vital. Dengan adanya
transformator keperluan listrik pada tegangan yang sesuai dapat
terpenuhi. Dahulu untuk membawa listrik diperlukan kuda. Kuda akan
membawa pembangkit listrik untuk penerangan lapangan ski. Seandainya
transformator belum ditemukan, berapa ekor kuda yang diperlukan untuk
penerangan sebuah kota. Fenomena pemindahan listrik akan kamu dibahas
dalam induksi elektromagnetik.
Jika
ada pembangkit listrik dekat rumahmu, coba diperhatikan. Pembangkit
listrik biasanya terletak jauh dari permukiman penduduk. Untuk membawa energi
listrik, atau lebih dikenal transmisi daya listrik, diperlukan kabel yang
sangat panjang. Kabel yang demikian dapat menurunkan tegangan. Karena itu
diperlukan alat yang dapat menaikkan kembali tegangan sesuai keperluan. Dan
kamu pasti melihat tabung berwarna biru yang dipasang pada tiang listrik. Alat
tersebut adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan
tegangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti
Induksi Elekromagetik?
2. Apa faktor-faktor yang
menyebebkan GGL induksi?
3. Apa yang dimaksud
dengan induktansi diri?
4. Bagaimana
Penerapan Induksi Elektromagnetik?
5.
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui arti Induksi Elekromagnetik.
2.
Mengetahui faktor-faktor yang menyebebkan GGL induksi
3.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan induktansi
4.
Mengetahui Penerapan
Induksi Elektromagnetik
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Induksi
Elektromagnetik
Induksi
elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik di dalam suatu
kumparan atau konduktor bila terdapat suatu fluk magnetik pada konduktor
tersebut atau bila kondktor bergerak relatif melintasi medan magnetik.
1.
Konsep
fluks magnetik
Fluks magnetik adalah ukuran atau jumlah medan magnet B yang melewati luas penampang
tertentu, misalnya kumparan kawat (hal ini sering juga disebut “kerapatan medan
magnet”). Satuan fluks magnetik adalah weber
(Wb), weber merupakan satuan turunan dari volt-detik. Sedangkan satuan
menggunakan sistem
CGS adalah maxwell.
Ф= B ± A
= ( B cos A)
Ф = BA
cos
Dengan adalah sudut apit terkecil antara arah induksi
magnetik B dengan arah normal.
Satuan
SI untuk fluks magnetik adalah weber (Wb)
sehingga dari persamaan (6-1) diperoleh hubungan satuan
Wb = ( 1
T ) ( 1 ) atau 1 T = 1 Wb
2.
GGL
Iduksi
Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi –
Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya
dapat dibolak-balik. Ketika H.C. Oersted membuktikan bahwa di
sekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet (artinya listrik
menimbulkan magnet), para ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara
kelistrikan dan kemagnetan. Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan
bahwa perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya
magnet menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang sangat sederhana.
Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan dapat
menghasilkan arus listrik pada kumparan itu.
Galvanometer merupakan
alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik yang
mengalir. Ketika sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada
kumparan (seperti kegiatan di atas), jarum galvanometer menyimpang ke
kanan dan ke kiri. Bergeraknya jarum galvanometer menunjukkan bahwa
magnet yang digerakkan keluar dan masuk pada kumparan
menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung
kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL yang terjadi di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya timbul pada saat magnet
bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung kumparan tidak
terjadi arus listrik.
a. Penyebab
Terjadinya GGL Induksi
Ketika kutub utara magnet batang digerakkan masuk ke dalam kumparan,
jumlah garis gaya-gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan bertambah
banyak. Bertambahnya jumlah garisgaris gaya ini menimbulkan GGL induksi
pada ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus
listrik mengalir menggerakkan jarum galvanometer. Arah arus
induksi dapat ditentukan dengan cara memerhatikan arah medan
magnet yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya
dalam kumparan bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus
induksi bersifat mengurangi garis gaya itu. Dengan demikian, ujung
kumparan itu merupakan kutub utara sehingga arah arus induksi
seperti yang ditunjukkan Gambar a (ingat kembali cara
menentukan kutub-kutub solenoida).
Ketika kutub utara magnet batang
digerakkan keluar dari dalam kumparan, jumlah garis-garis gaya magnet yang
terdapat di dalam kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah garis-garis
gaya ini juga menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. GGL
induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir dan
menggerakkan jarum galvanometer. Sama halnya ketika magnet batang masuk ke
kumparan. pada saat magnet keluar garis gayadalam kumparan berkurang. Akibatnya
medan magnet hasil arus induksi bersifat menambah garis gaya itu. Dengan
demikian, ujung, kumparan itu merupakan kutub selatan, sehingga arah arus
induksi seperti yang ditunjukkan Gambar b.
Ketika kutub utara magnet batang
diam di dalam kumparan, jumlah garis-garis gaya magnet di dalam kumparan
tidak terjadi perubahan (tetap). Karena jumlah garis-garis gaya tetap,
maka pada ujung-ujung kumparan tidak terjadi GGL induksi. Akibatnya,
tidak terjadi arus listrik dan jarum galvanometer tidak bergerak.
Jadi, GGL induksi dapat terjadi pada
kedua ujung kumparan jika di dalam kumparan terjadi perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet (fluks magnetik). GGL yang timbul akibat adanya
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan disebut
GGL induksi. Arus listrik yang ditimbulkan GGL induksi disebut arus induksi.
Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus induksi akibat adanya perubahan
jumlah garis-garis gaya magnet disebut induksi elektromagnetik.
b.
Faktor yang Memengaruhi Besar GGL Induksi
Sebenarnya besar kecil GGL induksi dapat dilihat pada
besar kecilnya penyimpangan sudut jarum galvanometer. Jika
sudut penyimpangan jarum galvanometer besar, GGL induksi dan arus
induksi yang dihasilkan besar. Bagaimanakah cara memperbesar
GGL induksi?
Ada tiga
faktor yang memengaruhi GGL induksi, yaitu
1)
kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan
jumlah garis-garis gaya magnet (fluks magnetik),
2)
jumlah lilitan,
3)
medan magnet.
4)
3.
Hukum
Faraday tentang Induksi Elektromagnetik
Hukum
Faraday:
a. Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari suatu medan
magnetik (fluks) yang konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul
tegangan induksi.
b. Perubahan fluks medan magnetik didalam suatu rangkaian bahan
penghantar, akan menimbulkan tegangan induksi pada rangkaian tersebut.
Persamaan Ggl induksi (Eind) yang memenuhi hukum Faraday
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
= ggl induksi (volt)
)
4. Hukum
Lenz
Apabila ggl
induksi dihubungkan dengan suatu rangkaian tertutup dengan hambatan tertentu,
maka mengalirlah arus listrik. Arus ini denamakan dengan arus induksi. Arus
induksi dan ggl induksi hanya ada selama perubahan fluks magnetik terjadi.
Hukum lenz menjelaskan mengenai arus induksi, yang berarti bahwa hukum tersebut
berlaku hanya kepada rangkaian penghantar yang tertutup. Hukum ini dinyatakn
oleh Heinrich Friedrich Lenz (1804-1865). Yang sebenarnya merupakan suatu
bentuk hukum kekekalan energi. Hukkum lenz menyatakan bahwa:
“Ggl induksi
selalu membangkitkan arusyang medan magnetnya berlawanan dengan asal perubahan
fluks”
Perubahan
fluks akan menginduksi ggl yang menimbulkan arus di dalam kumparan, dan arus
induksi ini membangkitkan medan magnetnya sendiri.
Gambar diatas menunjukkan penerapan Hukum Lenz pada
arah arus induksi. Pada gambar a dan d, magnet diam sehingga tidakk ada
perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kmparan. Padda gambar b
menunjukan fluks magnetik utama yang menembus kumparan dengan arah ke bawah
akan bertambah pada saat kutub utara magnet didekatkan kumparan. Arah induksi
pada gambar c, e, dan f. Juga dapat diketahui dengan menerapkan Hukum Lenz.
Contoh:
1. Fluks magnetik berubah sebesar 5 Wb
selama 2 s pada sebuah kumparann yang terdiri dari 20 lilitan. Berapakah GGL
induksi yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Diketahui: N= 20 lilitan
= 5 Wb
= 2 s
ditanyakan:
Jawab:
= 50 Volt
2. Fluks magnetik berubah sebesar 10 Wb
selama 5 s pada sebuah kumparann yang terdiri dari 25 lilitan. Berapakah GGL
induksi yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Diketahui: N= 25 lilitan
= 10 Wb
= 5 s
ditanyakan:
Jawab: ...........
B.
Induktansi
Induktansi
merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang menyebabkan
timbulnya GGL di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang melewati
rangkaian (self inductance). Pada kedua keaadaan tersebut, perubahan arus
berarti ada perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl. Apabila
sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul meda
magnetik. Selanjutnya, apabila arus mengalir besarnya berubah-ubah terhadap
waktu. Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri.
Sehingga di dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks magnetik sendiri dinamakan
ggl induksi diri.
1. Induktansi
Diri (Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi pada Kumparan)
Apabila arus berubah melewati suatu
kumparan atau solenoida, terjadi perubahan fluks magnetik di dalam kumparan
yang akan menginduksi ggl pada arah yang berlawanan. Ggl terinduksi ini
berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika raus yang melalui kumparan meningkat,
kenaikan fluks magnet akan menginduksi ggl dengan arah arus yang berlawanan dan
cenderung untuk memperlambat kenaikan erus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
ggl induksi sebanding dengan laju
perubahan arus yang dirumuskan:
Dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl
yang dihasilkan
Berlawanan
dengan perubhaan arus. Konstanta kesebandingan L disebut induktansi diri atau
induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H), yand=g didefinisikan sebagai
satuan untuk menyatakan besarnya induktansi suatu rangkaian tertutup yang
menghasilakn ggl satu volt bila arus listrik di dalam rangkaian berubah secara
seragam dengan laju satu ampere per detik.
2.
Induktansi
Diri pada Solenoida dan Toroida
Solenoida merupakan
kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk silinder. Pada kumparan ini
panjang pajang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila arus dilewtkan melalui
kumparan, suatu medan magnet akan dihasilakn di dalam kumparan sejajar dengan
sumbu. Sementara itu toroida adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga
sumbunya menjadi berbentuk lingkaran.
Induktansi diri L sebuah solenoida dapat ditentukan dengan mneggunakan
persamaan:
Dengan:induktansi diri solenoida atau
toroida (H0)
= permeabilitas udara (
= jumlah lilitan
= luas penampang (
= panjang solenoida atau toroida
3.
Energi yang
Tersimpan dalam Induktor
Energi dalam
induktor (kumparan) tersimpan dalam bentuk medan magnet, yang diruuskan dengan:
Dengan, L
adalah induktansi induktor (henry=H).
C. Aplikasi induksi elektromagnetik
1.
Generator
Generator
merupakan alat yang mengubah energi gerak/ mekanik menjadi energi listrik pada generator
terjadi peristiwa induksi elektromagnetik yang menghasilkan ggl yang besarnya
dinyatakan dalam rumus:
Dengan: ggl induksi (volt)
= jumlah lilitan
=medan magnet (T)
=luas kumparan (
= sudut fase
Generator
dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC) dan generator arus
bolak-balik (AC). Baik generator AC dan generator DC memutar kumparan di
dalam medan magnet tetap. Generator AC sering disebut alternator.
Arus listrik yang dihasilkan berupa arus bolak-balik.
Ciri generator AC menggunakan cincin ganda. Generator
arus DC, arus yang dihasilkan berupa arus searah. Ciri generator
DC menggunakan cincin belah (komutator).
Jadi,generator AC dapat diubah menjadi
generator DC dengan cara mengganti cincin ganda dengan sebuah
komutator. Sebuah generator AC kumparan
berputar di antara kutub- kutub yang
tak sejenis dari dua magnet yang
saling berhadapan. Kedua kutub magnet akan menimbulkan medan
magnet. Kedua ujung kumparan dihubungkan dengan sikat karbon
yang terdapat pada setiap cincin. Kumparan merupakan bagian
generator yang berputar (bergerak) disebut rotor. Magnet tetap
merupakan bagian generator yang tidak bergerak disebut
stator. Bagaimanakah generator bekerja? Ketika kumparan sejajar
dengan arah medan magnet (membentuk sudut 0 derajat), belum terjadi
arus listrik dan tidak terjadi GGL induksi (perhatikan Gambar 2.1.
Pada saat kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL beranjak naik
sampai kumparan membentuk sudut 90 derajat. Saat itu posisi kumparan
tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan ini kuat arus dan GGL
induksi menunjukkan nilai maksimum. Selanjutnya, putaran kumparan terus
berputar, arus dan GGL makin berkurang. Ketika kumparan mem bentuk sudut 180
derajat kedudukan kumparan sejajar dengan arah medan magnet, maka GGL induksi
dan arus induksi menjadi nol.
Putaran
kumparan berikutnya arus dan tegangan mulai naik lagi dengan
arah yang berlawanan. Pada saat membentuk
sudut 270 derajat, terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus dengan arah medan
magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum
lagi, namun arahnya berbeda. Putaran kumparan selanjutnya, arus dan
tegangan turun perlahanlahan hingga mencapai nol
dan kumparan kembali ke posisi semula
hingga memb entuk sudut 360 derajat.
2. Dinamo
Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo
arus searah (DC) dan dinamo arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama
dengan generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar
magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian
dinamo yang tidak bergerak disebut stator.
Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo
AC terletak pada cincin yang digunakan. Pada dinamo arus searah menggunakan
satu cincin yang dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah (komutator).
Cincin ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar Dinamo
berupa arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus
bolak-balik. Adapun, pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua
cincin). Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah
dinamo sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda.
Jika roda berputar, kumparan atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL
induksi pada ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat
gerakan roda sepeda, makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar
pula GGL induksi dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan
dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat
diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat
(besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam
kumparan.
D. Transformator/ Trafo
Trafo adalah alat yang dugunakan untuk mengubah tegangan dan arus
bolak-balik. Ada dua jenis travo yaitu travo step up unutk menaikan
tegangan dan travo step down untuk menurunkan
tegangan . pada travo secara umum berlaku jumlah lilitan sebanding dengan
jumlah tegangan yang dihasilakan:
Dengan : jumlah lilitan pada kumparan primer
= jumlah lilitan pada kumparan
=tegangan pada kumparan primer (V)
= tegangan pada kumparan sekunder
(V)
Untuk travo
ideal, energi yang dihasilakan setiap saat akan sama dengan energi yang
diterimanya. Karena itu travo ideal memiliki efisiensi 100.
atau
atau
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalahnya
kesimpulan yang dapat ditarik adalah induksi elektromagnetik adalah peristiwa
timbulanya GGl induksi dan arus induksi akibat adanya perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet. Induktansi
merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang menyebabkan
timbulnya GGL di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang melewati
rangkaian (self inductance)Penerapan induksi elektromagnetik terdapat pada dua
alat pada generator dan dinamo. Transformator adalah Alat yang
digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC.
DAFTAR
PUSTAKA
Kanginan,
marthen. 1996. Fisika SMA. Jakarta:
erlangga
Tipler,
P.A. 1998. fisika untuk sains dan teknik
jilid 1. Jakarta: erlangga